Annual Report

Monday 27 May 2013

Mengintip Proyek UNICEF di Rappocini, Makassar.

Ditulis oleh Dorkas, anggota tim penggalang dana di UNICEF Indonesia.

Tempat yang kami tuju untuk field trip UNICEF tidak seperti dugaanku. Bukan di tempat terpencil yang jauh dari kota, tapi ada di dalam kotanya sendiri, yang menunjukkan kompleksitas dari keragaman ekonomi penduduknya. Kota ini indah namun di dalamnya masih banyak ibu dan anak-anak yang masih kurang dari standarisasi hidup layak dan sejahtera.

Proyek kali ini adalah tentang proyek Urban WASH (Water, Sanitation and Hygiene). Sebelum pergi ke lokasi proyek, mitra UNICEF menjelaskan kepada kami tentang gaya hidup warga yang akan kami kunjungi, keadaan mereka, dan mengapa mereka yang dijadikan sasaran dari proyek ini.

Namun, yah.. sekedar teori bagi telinga tidak akan begitu berarti bukan kalau tidak dilihat dengan mata kepala sendiri.

Wednesday 15 May 2013

Oralit dan Zinc: Solusi sederhana penyelamat nyawa anak-anak.



Veronika sangat lemas karena
kehilangan banyak cairan tubuh
©UNICEF Indonesia/2013/Rob Patmore
Hari masih cukup pagi di Tambolaka, Sumba, ketika Teresia dan suaminya bergegas membawa putri mereka untuk diobati. Veronika dalam keadaan sangat lemah, dan telah kehilangan banyak cairan tubuh. Ketika ia mulai muntah-muntah dan mencret, seorang supir Angkot segera mengantarkan mereka ke Puskesmas setempat.

Usia Veronika adalah 1,5 tahun, dan ia menjadi semakin lemah dengan setiap jam yang berlalu karena diare dan dehidrasi yang dialaminya. Teresia hanya bisa menatap sedih dan memeluk Veronika dengan erat, sambil berharap nyawa putrinya bisa diselamatkan.

"Kami sangat takut dan khawatir," kata Teresia. "Kami pernah mendengar bahwa anak-anak bisa mati dari hanya diare," tambahnya sambil melihat putrinya. Salah satu petugas kesehatan tiba dengan sebuah sachet oralit kecil. Ia juga diberi tablet zinc yang diencerkan dalam satu sendok teh air, yang akan membantunya melawan diare yang bisa mematikan ini.

Dengan setiap tegukan, hidup seolah-olah mengalir kembali ke tubuh mungil Veronika. Hebatnya, hanya dalam beberapa jam, kondisinya membaik secara dramatis dan ia pun bisa tersenyum lagi. Anda dapat membayangkan air mata kelegaan dan kebahagiaan yang mengalir di wajah Teresia saat ia sadar putrinya tidak menderita lagi.