Annual Report

Friday 23 August 2013

UNICEF Indonesia dan Nahdlatul Ulama bersama memerangi stunting

Kepala Perwakilan UNICEF Indonesia Angela Kearney bersama K.H Said Aqil Siradj, Ketua PBNU

Jakarta, Agustus 2013 – UNICEF Indonesia menandatangani sebuah kemitraan dengan Nahdlatul Ulama (NU), organisasi Islam terbesar di Indonesia, untuk meningkatkan segala usahanya dalam rangka memperbaiki status gizi anak dan mengurangi tingkat prevalensi balita pendek (stunting).

Kolaborasi ini fokus pada penyelesaian masalah balita pendek melalui penguatan program pemberian Dana Tunai Bersyarat pemerintah, yang dikenal dengan PKH. Model ini sedang diujicobakan di dua kabupaten: Brebes di Jawa Tengah dan Sikka di Nusa Tenggara Timur, melalui program yang bernama PKH Prestasi.

Bagi UNICEF Indonesia, kerjasama dengan organisasi Islam ini merupakan yang pertama kalinya. Dengan perkiraan jumlah pengikut sekitar 50 juta orang, Nahdlatul Ulama merupakan salah satu organisasi Islam terbesar di dunia. Sekitar 60% penduduk Brebes adalah pengikut, sehingga NU memiliki basis massa dan pengaruh yang kuat. NU memiliki mayoritas afiliasi dengan pesantren besar di seluruh Indonesia, termasuk di Brebes. NU juga mendanai rumah sakit dan sekolah, baik yang khusus Islam maupun umum.

Monday 19 August 2013

Senyuman dari Wilayah Timur Indonesia

By Dita - Fundraiser UNICEF Indonesia

Betapa beruntungnya saya mendapat kesempatan untuk mengikuti Field Trip yang dilakukan oleh Team UNICEF pada tanggal 25 Juni 2013 yang lalu. Kami diberi kesempatan untuk mengunjungi Kabupaten TTS (Timur Tengah Selatan) tepatnya di kota Soe (baca: So’e). Dan pada saat itu, team UNICEF yang berangkat tidak hanya dari Jakarta saja, tetapi juga dari Perancis dan Swiss.

Kota Soe terletak cukup jauh dari Kupang. Kami membutuhkan waktu kurang lebih 2,5 jam untuk mencapai kota tersebut. Jangan bayangkan Kota Soe sama dengan Ibu Kota-Ibu Kota yang ada di Indonesia. Kota Soe yang kami kunjungi jauh dari kesan modern. Kebanyakan penduduknya bekerja sebagai petani. Semua fasilitas yang ada di kota tersebut serba terbatas, terutama akses kesehatan dan pendidikan.

Untuk meningkatkan standar kesehatan dan pendidikan, salah satu upaya yang dilakukan oleh UNICEF adalah membangun fasilitas kamar kecil dan penampungan air bersih di sekolah-sekolah yang ada di Kota Soe. Hal ini dilakukan untuk menekan angka anak yang sakit akibat diare dan malaria. Kedua penyakit ini adalah penyebab utama tingginya tingkat kematian balita di Indonesia.

Dengan adanya fasilitas kamar kecil dan air bersih ini, anak-anak diperkenalkan dengan mencuci tangan dengan sabun dengan benar dan agar tidak buang air besar dan kecil sembarangan. Karena menurunnya jumlah anak yang sakit akibat diare dan malaria, anak-anak di Kota Soe dapat belajar dan masuk sekolah karena mereka lebih sehat. Dan dampaknya luar biasa, angka anak yang tinggal kelas menurun, bahkan anak-anak yang lulus dari sekolah dasar tingkat kelulusannya 100%.

Fasilitas air dan sanitasi yang dibangun UNICEF di salah satu sekolah di kota Soe
© UNICEF Indonesia/2013/Dita

Di sekolah dasar yang kami kunjungi, saya bisa melihat betapa lebarnya senyuman anak-anak yang ada di sana. Mereka begitu ceria menyambut kedatangan kami. Mereka sangat semangat menceritakan kemajuan-kemajuan yang mereka alami semenjak sekolah mereka memiliki kamar kecil dan penampungan air bersih. Bahkan mereka mengajari saya lagu-lagu edukasi mengenai pentingnya mencuci tangan menggunakan sabun dan membuang sampah pada tempatnya, serta pentingnya membasmi jentik-jentik nyamuk malaria. Lewat lagu tersebutlah mereka menjadi sadar dan mempunyai kebiasaan baik untuk mencuci tangan menggunakan sabun dan menjaga kebersihan lingkungan agar terhindar dari penyakit.

Bernyanyi lagu-lagu perilaku hidup bersih dan sehat bersama murid-murid
© UNICEF Indonesia/2013/Dita

Setelah kami mengunjungi dua sekolah di Kota Soe, kami bertolak ke sebuah Desa yang terletak cukup jauh dari pusat kota. Kami membutuhkan kurang lebih 3 jam perjalanan untuk tiba di Desa tersebut. Desa yang akan kami kunjungi adalah Desa Nenas. Alasan kenapa kami mengunjungi desa tersebut, karena kami ingin menilik program UNICEF yang berkaitan dengan kesehatan di sana.

Desa tesebut tidak memiliki pelayanan kesehatan. Apabila ada penduduk yang sakit ataupun Ibu yang mengandung dan akan melahirkan, mereka harus menempuh waktu 3 jam untuk bisa mendapatkan fasilitas kesehatan tersebut. Dan untuk menuju ke Desa Nenas, perjalanan tidak hanya menyita waktu, akan tetapi medan yang kami tempuh juga sangat berat. Belum lagi sepanjang perjalanan, tanah cukup becek dan licin karena hujan baru saja berhenti di siang hari. Beberapa jalanan bahkan longsor dan mengakibatkan perjalanan kami di hari itu cukup berat.

Perjalanan melalui medan yang cukup berat untuk ditempuh menuju Desa Nenas
© UNICEF Indonesia/2013/Dita

Setiba di Desa Nenas, hari sudah menjelang sore dan mengakibatkan team kami tidak punya cukup waktu untuk berlama-lama di desa tersebut. Kami langsung dibawa ke balai desa dan diperkenalkan dengan kepala desa setempat. Setelah dari balai desa, kami dibawa ke rumah salah satu Kader di Desa Nenas. Fungsi Kader ini adalah untuk penanganan pertama bagi penduduk yang terserang penyakit dan mengedukasi penduduk di desa tersebut agar lebih peduli pada kesehatan. Sehingga penduduk setempat tidak perlu menempuh waktu berjam-jam untuk bisa mendapatkan pelayanan kesehatan.

Tidak hanya melatih Kader, UNICEF juga mengirimkan tim medisnya yang juga bekerja sama dengan pemerintah setempat untuk mengunjungi Desa Nenas satu bulan sekali. Tim tersebut harus menempuh jalanan yang sulit dengan waktu yang cukup panjang untuk mengantar vaksin dan imunisasi serta memantau perkembangan kesehatan di Desa Nenas. Atas jasa merekalah angka kematian Ibu melahirkan menurun dan kesehatan penduduk setempat juga meningkat.

Bersama para pahlawan-pahlawan kesehatan dari Desa Nenas
© UNICEF Indonesia/2013/Dita

Saya merasa bersyukur memiliki kesempatan meninjau Kota Soe dan Desa Nenas. Dan melihat lebarnya senyum anak-anak yang saya kunjungi, membuat saya semakin bersemangat untuk mengajak masyarakat yang tinggal di kota-kota besar di seluruh Indonesia untuk turut membantu anak-anak yang berada di pelosok dan pedalaman Indonesia. Senyum yang mereka tunjukkan ketika kami mengunjungi mereka, membayar semua peluh yang harus kami hadapi selama perjalanan menuju Desa Nenas.

Senyuman gembira anak-anak, motivasi bagi kami semua
© UNICEF Indonesia/2013/Dita