Annual Report

Monday 18 May 2015

Dampak positif konseling psikososial UNICEF melalui radio di Nepal


Chiranjibi Adhikari bersama anaknya, Kritagya (6) di salah satu tenda medis UNICEF. Mereka sedang berbicara dengan seorang konselor psikososial melalui program radio Bhandai Sundai yang didukung oleh UNICEF. ©UNICEF/2015/Panday.

Dhadingbesi, Nepal – Chiranjibi Adhikari belum pernah melihat Kritagya, anaknya yang berusia 6 tahun, begitu gelisah.

"Dia selalu mencari perhatian," kata sang ayah berusia 45 tahun ini. "Sebelumnya dia tidak seperti ini."

Menurutnya, Kritagya telah mengalami trauma sejak gempa dengan skala 7,8 Richter melanda Nepal pada tanggal 25 April 2015.

"Saya tidak tahu bagaimana mengontrol anak saya," kata Chiranjibi. "Dia sangat mudah panik dan saya tidak bisa menenangkannya.”
Mereka sedang berada di dalam sebuah tenda medis yang disediakan UNICEF di depan Rumah Sakit Dhading di Dhadingbesi, pusat Kabupaten Dhading. UNICEF telah menyediakan dua tenda medis ke rumah sakit tersebut untuk memenuhi kebutuhan sehubungan dengan meningkatnya jumlah pasien akibat gempa bumi.

Kritagya sendiri dibawa ke rumah sakit setelah ia menderita cedera lengan akibat gempa susulan yang terjadi pada tanggal 7 Mei.

Ketika kantor UNICEF Nepal mendengar tentang situasinya, mereka memutuskan untuk menghubungkan dia dengan program radio Bhandai Sundai (Mengatakan Mendengarkan) yang baru saja diluncurkan. Pada sore hari, acara ini berfokus pada konseling psikososial bagi anak-anak yang terkena dampak gempa. Setelah penjelasan singkat, Chiranjibi siap untuk berbicara di telepon dengan seorang psikolog tentang kondisi anaknya.

"Saya khawatir karena anak saya menjadi panik jika ada guncangan sekecil apapun," katanya di radio.
 
Chiranjibi juga mengatakan bahwa ada banyak orang tua lain yang mengalami masalah yang sama, sedangkan mereka sudah kehabisan ide tentang bagaimana untuk mengontrol kepanikan anak-anak mereka.

Menurut sang psikolog, orang tua harus membuat anak-anak paham bahwa gempa susulan adalah sesuatu yang normal, dan anak-anak perlu disibukkan dengan permainan dan kegiatan kelompok ramah anak untuk meningkatkan interaksi dengan anak-anak lainnya.

Puas dengan respon yang diberikan, Chiranjibi berharap bahwa program radio unik ini bisa "mencapai jutaan orang tua lain yang, seperti saya, terus-menerus khawatir tentang dampak gempa terhadap anak-anak."
 
"Perasaan saya lebih lega sekarang," tambahnya.

Duta Nasional UNICEF Nepal Ani Choying Drolma (tengah) dan pembawa acara radio Ram Abiral (kiri) berinteraksi dengan seorang anak pada program Bhandai Sundai. © UNICEF/2015/Shekhar.

Program ini telah diterima dengan baik oleh penduduk Nepal, dan tidak hanya di daerah yang terkena dampak gempa. Banyak juga telepon dari penduduk Nepal di seluruh dunia untuk menunjukkan dukungan bagi mereka yang terkena dampak gempa.

Beberapa selebriti, termasuk Duta Nasional UNICEF Nepal Ani Choying Drolma dan kapten nasional olahraga Kriket Paras Khadka, juga telah berpartisipasi dalam program tersebut untuk mengangkat semangat jutaan anak-anak yang terkena dampak gempa. Seorang komedian dan aktor terkenal, Jitu Nepal, juga telah memberikan hiburan untuk anak-anak pada slot malam program Bhandai Sundai.